Eksistensi
pemuda merupakan hal yang penting dan perlu diketengahkan, khususnya dalam
nilai-nilai Islam. Dilihat dari kepribadian kelompok manusia yang kita sebut
pemuda, akhirnya, kita mengkaji tugas, tanggung jawab, dan amanah yang harus
dipikul oleh figur pemuda secara keseluruhan. Masa muda memang penuh dengan tantangan.
Namun, tantangan tersebut yang menjadi media dan sarana untuk mencapai
kematangan berfikir sehingga dapat membentuk kedewasaan dan kepribadian yang
tangguh. Dengan demikian, diharapkan ia akan menjadi seorang pemuda yang
benar-benar tangguh. Meskipun begitu, betapa celaka dan ruginya apabila dalam
tubuh pemuda yang kokoh, sempurna dan meyimpan sejuta potensi, tidak mampu
memancarkan daya pesona pada alam sekitar.
Manusia
dipandang dewasa manakala ia dapat berlaku bijak terhadap dirinya sendiri, bersikap
benar, mampu mengatasi berbagai problematika, dan dapat mengantisipasi diri
dari nilai-nilai yang dapat merusak akhlak dan kepribadian. Figur pemuda selalu
ingin menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang memiliki sejuta arti karena
memikul beban tanggung jawab yang berat. Ia berusaha memunculkan diri sebagai
manusia yang memiliki power tinggi
sehingga aura jiwa mudanya benar-benar memancar.
Gelora jiwa pemuda bisa pudar apabila dicemari dengan
berbagai polusi penyimpangan dan penurunan akhlak. Apabila seorang pemuda
menginginkan keselamatan selama meniti masa remajanya, ia harus berpegang teguh
pada ajaran Nabi. Pembentukan pribadi merupakan persiapan inti bagi pemuda
sebagai penyongsong tugas-tugas beratnya dan pembawa misi Allah. Loyalitas
religius adalah hal yang absolut bagi hamba Allah dalam mengemban amanah
tersebut. Keloyalitasan tersebut tidaklah mengenal batas tempat, waktu, dan
usia.
Generasi Islam pertama yang mengikrarkan keyakinan dan
keimanan adalah pemuda. Pemuda merupakan pembawa panji-panji dan pengawal
barisan menuju kejayaan dan kemenangan umat. Segala hal buruk dapat memancing
mereka ke arah maksiat. Oleh karena itu, mereka selalu menjaga pandangan.
Mereka menjaga kaki agar tidak menapaki tempat-tempat batil. Mereka adalah
manusia muda yang ahli ibadah dan berakhlak mulia.
Pemuda adalah pengemban risalah Islam. Pemuda Islam
dihadapkan oleh kenyataan bahwa ditangannya tergenggam berbagai tugas berat.
Beban ini merupakan amanah yang mulia dan inti dari seluruh tujuan hidupnya.
Oleh karena itu, untuk menunjang potensi seorang pemuda, ia harus memiliki
dasar kepribadian yang kuat. Dasar kepribadian tersebut ialah mengetahui, menyadari,
dan mencanangkan hakikat tujuan hidup. Ia bisa berdakwah apabila telah
mempelajari orientasi kehidupannya secara baik. Tanpa hal itu segala yang
dilakukannya akan berjalan tanpa arah tujuan yang jelas. Akan tetapi, tujuan
hidup itu merupakan motivator utama bagi ruh dan jiwa.
Islam harus disebarkan dan dihunjamkan ke dalam jiwa
para pemuda sehingga tingkah laku dan gerak kesehariannya dapat diwarnai. Kita
harus memperhatikan dan mengarahkan para pemuda muslim dalam kegiatan ceramah. Untuk
mencapai tujuan itu, kita memerlukan para pengawas dan pembimbing yang ahli.
Kegiatan semacam itu akan menggerakkan aktivitas ajaran agama yang dapat
mencerminkan pribadi pemuda muslim.
Pelajar, mahasiswa, dan remaja menjadi sasaran pertama
dakwah. Mereka sebagai pelanjut budaya dan asas pendidikan Islam. Kelak pada
suatu zaman, para pemuda ini harus terjun di masyarakat untuk meluruskan moral dan
akhlak apabila masyarakat tersesat. Hal itu akan menjadi tanggung jawab
generasi muda untuk membimbing dan mengemudikan masyarakat. Pemuda pria maupun
wanita harus diperhatikan sungguh-sungguh. Mengawasi pemuda dengan seksama dapat
menaggulangi kenakalan yang menggelisahkan masyarakat. Dengan demikian,
kerusakan masyarakat pun secara otomatis tertangani. Sendi-sendi masyarakat yang
bengkok harus diluruskan, yang lemah dikuatkan sehinggga Islam menjadi kekuatan
yang gilang-gemilang.
Pelaku pelanggaran terbesar di negara miskin adalah
remaja. Mereka sering membuat aksi dan menyusun taktik untuk membuat onar dengan
tujuan membalas dendam, merampas kekayaan dan merebut kekuasaan. Penyebab hal
tersebut ada tiga macam, yaitu kurangnya pendidikan, pembatasan lapangan kerja,
dan penghasilan yang standar. Perhatian pemerintah biasanya hanya sampai pada
pendidikan dasar. Padahal sering terjadi apabila anak-anak telah menyelesaikan
pendidikan dasar, mereka tak mampu lagi melanjutkan sekolah. Kenyataan tersebut
disebabkan oleh keuangan keluarga yang minim. Akibatnya hanya keluarga yang
berlevel sosial tinggi yang menikmati sekolah bertaraf tinggi. Rakyat miskin
akan hidup sulit jika masalah itu tidak segera diatasi. Pemuda miskin yang
berbekal pendidikan minin akan menjadi pekerja yang gajinya minim pula. Jadi,
mereka sulit untuk mencukupi hidup yang layak. Masa depan mereka pun tidak bisa
diharapkan apabila tidak diperbaiki usahanya. Selain itu pintu hidupnya juga
buntu. Itulah hal yang melatarbelakangi tindakan mereka untuk melanggar aturan.
Para pakar dan pendidik Islam telah mengupayakan pencegahan
dan perbaikan moral pemuda. Mereka merasa kesulitan untuk mencari jalan keluar atas
kenakalan dan krisis akhlak muda-mudi. Muda-mudi suka menunjukkan sikap
munafik, yaitu antara perkataan dan perbuatan tidak sesuai. Jalan hidup yang
dianut dan kenyataan hidupnya tidak selaras, padahal Islam telah menekankan
pendidikan berasas keteladanan melalui orang tua maupun para pendidik.
Penanggulangan berbagai bahaya dapat dilakukan dengan
peringatan dan pelarangan melalui kegiatan ceramah, namun itu tidak efektif.
Kita harus mengupayakan agar mereka mampu menjadi manusia yang stabil.
Penanganan para remaja melalui pendidikan dipandang paling efektif. Salah satu
sarana yang dapat kita pakai yaitu tulisan atau diktat resmi (mata pelajaran) di
sekolah dan universitas. Buku-buku itulah yang sampai di tangan pelajar dan
mahasiswa dalam semua jenjang atau kelasnya. Buku pelajaran mereka dapat ditangani
secara baik dengan disertakan nilai-nilai mulia dalam pelajaran ilmiah. Oleh
karena itu, masyarakat menuntut pendidik di sekolah dan universitas untuk menampilkan
sosok islami yang profesional. Mereka seharusnya adalah orang-orang yang
memiliki niat dan tujuan untuk membersihkan semua unsur yang mengakibatkan
rusaknya kemurnian Islam. Mereka akan membimbing akal siswa untuk memahami
falsafah hidup yang dianutnya. Jadi, siswa mampu tampil sebagai manusia yang
berkepribadian mantap.
Referensi:
Al-Banna,
Hasan. 2002. Pemuda Islam. Jakarta:
Cahaya Press.
Borgata Hotel Casino & Spa - MapyRO
BalasHapusMapyro Realtime driving directions to Borgata Hotel Casino & Spa, 777 순천 출장샵 Casino Dr, 오산 출장안마 Atlantic 안동 출장샵 City, based on live traffic updates and 세종특별자치 출장샵 road conditions 오산 출장마사지 – from