Bantul, 16 Juli
2013
Malam tadi,
menjadi malam yang indah untukku.
Walaupun itu
hanya karena kata yang terangkai menjadi kalimat.
Tapi buatku itu
adalah suatu penghargaan.
Ya, penghargaan
untuk hati kita masing-masing.
Maafkan aku yang
terlalu berani bertanya padamu.
Itu semua karena
aku tak mampu menahan gejolak hati ini.
Aku ingin
mengungkapkan segalanya.
Segalanya
tentang aku, kamu, dan kita.
Ya, kita berdua.
Selalu kuanggap
kejujuran adalah yang paling utama.
Terlebih ini
menyangkut hati.
Terima kasih
telah kau katakan yang sebenarnya.
Aku seperti
hanyut dalam mimpi ketika membaca kalimatmu.
Aku seperti
menemukan apa yang aku cari selama ini.
Kuharap ini
adalah nyata.
Aku merasa tidak
berdosa setelah kuketahui semuanya.
Dulu, aku selalu
berusaha menampik apa yang kurasakan terhadapmu.
Ku fikir itu
hanya perasaan suka.
Aku mengagumimu.
Terima kasih kau
telah memberi warna.
Warna yang tak
pernah aku duga akan menghiasi lembaran hariku.
Ya Tuhan, inikah
jawaban dari doaku selama ini?
Aku hanya bisa tersenyum
ketika kutanyakan hal itu terhadapmu.
Bahkan ketika
aku menulis ini, masih saja aku tersenyum.
Hah, entahlah.
Aku terlihat
gila oleh diriku sendiri.
Jawaban yang
seperti itulah yang aku harapkan.
Karena aku
merasakan hal yang sama seperti yang kau rasakan.
Jadi selama ini
kita hanya berdiam diri di hati kita masing-masing?
Selama ini kita
hanya memendam rasa?
Mungkin seperti
itulah yang kita rasakan.
Bodoh memang,
tapi aku suka, aku bahagia dengan ini.
Seandainya kau
tahu, aku benci ketika aku harus menatapmu.
Karena aku tak
sanggup memendam rasa.
Dan ketika siang
itu, ketika kau menjabat tanganku, ketika kau menatapku, aku merasakan ada
cinta.
Mungkin bibir
kita bisa saja bilang tidak.
Tapi tatapan
mata tidak akan pernah berbohong dengan hati.
Dan aku
menemukan itu dalam tatapanmu.
Masih aku tak
menyangka bisa sedekat ini denganmu.
Karena kita
tidak tahu apa yang terjadi nanti.
Karena kita juga
tidak berfikir sampai disini.
Sampai kita bisa
seperti ini.
Aku tidak
berharap terlalu banyak.
Menjadi temanmu
sudah cukup membuatku bahagia.
Karena kita
memang teman.
Teman yang entah
akan menjadi apa.
Biar Tuhan dan
waktu yang menentukan.
Sekali lagi
terima kasih.
Terima kasih
telah kau berikan rasa ini.
Terima kasih
karena kau telah memulai mengisi hari-hariku.
Dan aku masih
dan tetap mengagumimu.
Oleh: Esti
Pratiwi