Rabu, 22 Mei 2013

REVIEW BUKU PEMBARUAN ISLAM dan ORIENTALISME DALAM SOROTAN


 Penulis Buku         : DR. Daud Rasyid, MA
Judul                       : Pembaruan Islam dan Orientalisme dalam Sorotan
Judul asli                : -
Penerjemah            : -
Penerbit                  :  AKBAR MEDIA EKA SARANA
Tahun Terbit          : 2002

Review                   :

A.      Pendahuluan

Puja dan syukur hanya milik Allah. Shalawat dan salam untuk Rasulullah saw. beserta keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Tajuk buku ini berbicara tentang bagaimana Barat berperan banyak dalam Islam. Tidak hanya dalam urusan agama yang pokok untuk kita pelajari, namun juga ikut berperan dalam dunia pendidikan atau lebih dikenal dengan studi Islam. Seperti yang kita tahu banyak tejadi pro dan konta dalam kajian-kajian yang membahas Islam. Terutama untuk negara-negara yang mayoritas penduduknya non-muslim. Mereka sering kali ingin menghancurkan kedamaian umat muslim dengan berbagai cara dan ingin mendapatkan keuntungna tersendiri dengan berbagai cara.
Islam diturunkan Allah untuk membawa kedamaian, ketentraman, dan keselamatan. Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan, penindasan, dan perbudakan. Islam menolak dan bahkan memerangi tindakan-tindakan yang tidak terpuji.

B.        Isi Review

Dalam review ini saya ingin membahas masalah yang menjadi benang merah umat muslim. Berikut ini adalah point-point yang menjadi perhatian saya untuk mempelajari, antara lain:

Ø  Perguruan Tinggi Islam Menjadi Target Barat

Dalam mempropagandakan ideologi sekulernya, Barat menempuh segala cara dan menerobos segala lapangan. Tidak hanya pendidikan yang terkesan sekuler, seperti Perguruan Tinggi umum, paham sekuler juga disusupkan ke Perguruan Tinggi Islam yang sehari-harinya mengkaji Alquran, hadits, fikih, pemikiran, dan sebagainya. Bahkan ormas-ormas Islam dan tokoh-tokoh muda dari beberapa ormas Islam itu mereka besarkan namanya, hingga akhirnya kekeuatan mereka tersebar di mana-mana.
Meraka mengawali dengan kerja sama di bidang pendidikan dan penelitian, dengan pemberian beasiswa untuk belajar di negara-negara Barat yang menjadi sarang orientalis Yahudi dan Kristen Fundamentalis. Barat sudah lama membaca mentalitas orang-orang Timur yang terkagum-kagum pada Barat. Belajar ke Barat melahirkan kebanggaan tersendiri dalam kejiwaan orang-orang Timur. Hal ini dimanfaatkan orientalis dengan berkedok ilmiah dan penellitian. Sehingga dengan mudah mereka mendoktrin peneliti-peneliti muda yang belajar di universitas-universitas mereka.
Ketika mereka kembali ke tanah air, pola pikir yang ditanamkan oleh gurunya itu mereka bawa kembali ke kampusnya dan mereka ajarkan, bahkan mereka kembangkan dengan inovai-inovasi baru. Sehingga tak jarang ada doktor-doktor tamatan Barat yang pikirannya lebih liberal dan orientalis sendiri.

Ø  Barat Ketakutan Pada Islam

Salah satu sikap mental yang diderita oleh Barat ialah ketakutan pada Islam dan umat Islam yang berpegang pada Islam. Sejak berakhirnya Perang Salib, pihak Barat senantiasa menyimpan rasa takut pada agama yang satu ini. Karena dalam keyakinan mereka, Islam ini adalah agama yang menyimpan potensi dasyat, mampu menggerakkan umatnya untuk melawan kekuatan apa saja. Apalagi kemajuan teknologi  persenjataan modern tidak terlalu ampuh untuk menaklukan  umat Islam. Hal ini dipahami betul oleh kalangan Barat. Karena itu, mereka benar-benar mewaspadai Islam khususnya umat Islam yang tampak berpegang pada ajarannya.
Biarpun umat Islam mati-matian memberi pengertian bahwa Islam adalah agama pembawa rahmat bagi seluruh alam, namun tetap saja pola pikir Barat itu tidak berubah. Karena bagi Barat, bukan mereka yang dituntut untuk mengerti Islam, karena yang satu ini tidak akan pernah ada dalam benak mereka. Bagi Barat adalah bagaimana umat Islam yang harus mengerti tentang Barat. Artinya, umat Islam itu harus menyesuaikan dirinya dengan budaya, polap pikir, dan tatanan hidup Barat.
Di dunia Islam, ketakutan pada Islam ini juga ada. Tentunya dari mereka yang sudah diasuh dan lama menyusu kepada Barat. Sehingga, walaupun secara fisik atau lahiriah masih Islam, tetapi pola pikir, falsafah hidup, dan mental sudah mirip seperti orang Barat.

Ø  Jilbab Artinya Mantel ?

Ketidaksenangan orang Barat pada busana yang islami terlihat dari sikap sinisnya terhadap gejala semaraknya wanita muslimah memakai jilbab.
Berbicara masalah jilbab, berarti membicarakan sesuatu yang fundamental dalam Islam. Sebab, berkaitan dengan masalah aurat wanita yang ketentuannya ditetapkan dalam Alquran dan Alhadits Nabi saw.. keterangan tentang jilbab adalah bersifat jelas, seperti halnya kewajiban untuk shalat.

Ø  Orientalis, Metodologi, dan Logika Aristoteles

Setelah merasa gagal menguasai umat Islam melalui politik imperialisme, Barat menempuh jalan lain. Di antaranya melancarkan serangan dari dalam. Untuk itu mereka mengadakan kajian tentang Islam untuk mengetahui titik lemahnya. Kemudian disebarluaskan di lingkungan mereka dan ke tengah-tengah umat Islam sendiri untuk menggoyahkan keimanan umat Islam terhadap agamanya.
Demikian secara sederhana gambaran latar belakang munculnya studi keislaman di Barat. Karena studi Islam di Barat kian hari kian semarak dan dampaknya bagi dunia Islam tidak dapat dinafikan, maka sebagian tokoh Islam khususnya di dunia Arab, merasa perlu mengirimkan orang-orangnya ke sana. Di antara tujuannya untuk melihat dari dekat metedologi orientalis dalam mengkaji Islam dan sejumlah aktivitas mereka di bidang ini. Mereka membongkar rahasia-rahasia orientalis, membeberkan bahaya-bahayanya, dan mengkritik taam metedologi mereka. Tapi secara jujur, mereka juga tidak mengingkari beberapa karya orientalis yang bermanfaat bagi umat Islam.
Bagi orang yang banyak mengamati sejarah ilmu-ilmu, akan mengetahui bahwa runtuhnya peradaban Islam, salah satu penyebabnya adalah karena
logika Aristoteles. Tidak dipungkiri bahwa tak sedikit dari ilmuwan muslim yang tertipu oleh logika Aristoteles. Mereka mengira bahwa sistem berpikir Yunani dapat memajukan ilmu-ilmu Islam. Sehingga, mereka melepaskan sistem berpikir islami yang menekankan metode eksperimen dan empirisme dalam mengembangkan hadits Nabi saw.. Sementara logika Aristoteles tidak mensyaratkan eksperimen, cukup hanya mengimajinasi. Oleh karena itu, logika ini lebih dikenal dengan logika imajinatif. Menurut banyak pengamat, rahasia kemajuan peradaban Barat adalah karena pada waktu yang sama mereka mengadopsi sistem berpikir islami yang empiris tadi. Sayangnya, di dunia Islam yang terjadi adalah kebalikannya.

ANALISA REVIEW

Dalam buku ini dicantumkan beberapa ayat Alquran yang menjadi penguat argumen dan menjadi pendukung dalam pembahasan kajian yang ada. Ayat-ayat Alquran tersebut adalah:

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.(Q.S. Al-Baqarah: 120)

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” (Q.S. Thaahaa: 124).

Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. (Q.S. Al-Maidah)

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Q.S. An-Nuur: 31)

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Ahzab:59)
Buku ini menggunakan kategori pola pikir Burhani. Dapat dilihat bahwa garis besar pemikiran berdasarkan realitas yang ada pada waktu lampau maupun masa sekarang. Realitas yang dibahas disini adalah tentang Barat yang berusaha mempengaruhi fikiran orang-orang Muslim. Selain itu orang-orang orientalisme dengan begitu mudahnya mengklaim ajaran-ajaran Islam yang terkandung dalam Alquran.
Pendekatan yang digunakan dalam buku tersebut adalah pendekatan sejarah yang cenderung Burhani/ eksternal. Karena dalam pembahasannya mengenai cerita-cerita dalam perkembangan Islam.
Tema besar dalam buku yang saya review adalah menyorot negara atau tokoh orientalis yang ikut andil dalam perkembangan Islam. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Barat tidak akan jera untuk menindas Islam walaupun dengan cara tidak langsung, seperti menggunakan kedok pendidikan untuk mempengaruhi dan mempelajari Islam sebagai objek studi.
A.      Kesimpulan

Islam merupakan agama dan satu keyakinan yang sempurna yang akan membawa keselamatan dunia akhirat. Di sisi lain Islam merupakan objek studi ilmiah yang dikaji secara obyektif dan ilmiah. Di makalah ini telah dijelaskan bahwa Barat juga ikut serta mengkaji Islam baik secara obyektif atau ilmiah.
Studi Islam di Barat dipelopori oleh Orientalisme yaitu orang Barat yang mengkaji Timur termasuk budaya dan agama Islam. Orientalisme yang mayoritas non-Muslim mengkaji Islam dengan berbagai motif, yaitu; misionaris Kristen, imperialisme, akademik, dan studi peradaban dunia. Seperti dalam kajian makalah ini, bahwa Barat mengkaji Islam dengan motif akdemik. Yaitu menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan dengan memberikan beasiswa kepada pelajar dan mahasiswa untuk menuntut ilmu di Barat. Dengan begitu, orang-orang Timur yang belajar di Barat akan membawa ilmu yang telah diajarkan di Barat. Secara tidak langsung orang Timur tersebut mempunyai pemikiran orientalis yang telah melekat dalam dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar