Penulis
Buku : DR. Daud Rasyid, MA
Judul : Pembaruan Islam dan Orientalisme dalam Sorotan
Judul
asli : -
Penerjemah : -
Penerbit : AKBAR
MEDIA EKA SARANA
Tahun
Terbit : 2002
Review :
A. Pendahuluan
Puja dan syukur
hanya milik Allah. Shalawat dan salam untuk Rasulullah saw. beserta keluarga,
sahabat, dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Tajuk
buku ini berbicara tentang bagaimana Barat berperan banyak dalam Islam. Tidak
hanya dalam urusan agama yang pokok untuk kita pelajari, namun juga ikut
berperan dalam dunia pendidikan atau lebih dikenal dengan studi Islam. Seperti
yang kita tahu banyak tejadi pro dan konta dalam kajian-kajian yang membahas
Islam. Terutama untuk negara-negara yang mayoritas penduduknya non-muslim.
Mereka sering kali ingin menghancurkan kedamaian umat muslim dengan berbagai
cara dan ingin mendapatkan keuntungna tersendiri dengan berbagai cara.
Islam
diturunkan Allah untuk membawa kedamaian, ketentraman, dan keselamatan. Islam
tidak pernah mengajarkan kekerasan, penindasan, dan perbudakan. Islam menolak
dan bahkan memerangi tindakan-tindakan yang tidak terpuji.
B.
Isi Review
Dalam
review ini saya ingin membahas masalah yang menjadi benang merah umat muslim.
Berikut ini adalah point-point yang menjadi perhatian saya untuk mempelajari,
antara lain:
Ø
Perguruan
Tinggi Islam Menjadi Target Barat
Dalam
mempropagandakan ideologi sekulernya, Barat menempuh segala cara dan menerobos
segala lapangan. Tidak hanya pendidikan yang terkesan sekuler, seperti
Perguruan Tinggi umum, paham sekuler juga disusupkan ke Perguruan Tinggi Islam
yang sehari-harinya mengkaji Alquran, hadits, fikih, pemikiran, dan sebagainya.
Bahkan ormas-ormas Islam dan tokoh-tokoh muda dari beberapa ormas Islam itu
mereka besarkan namanya, hingga akhirnya kekeuatan mereka tersebar di
mana-mana.
Meraka
mengawali dengan kerja sama di bidang pendidikan dan penelitian, dengan pemberian
beasiswa untuk belajar di negara-negara Barat yang menjadi sarang orientalis
Yahudi dan Kristen Fundamentalis. Barat sudah lama membaca mentalitas
orang-orang Timur yang terkagum-kagum pada Barat. Belajar ke Barat melahirkan
kebanggaan tersendiri dalam kejiwaan orang-orang Timur. Hal ini dimanfaatkan
orientalis dengan berkedok ilmiah dan penellitian. Sehingga dengan mudah mereka
mendoktrin peneliti-peneliti muda yang belajar di universitas-universitas
mereka.
Ketika
mereka kembali ke tanah air, pola pikir yang ditanamkan oleh gurunya itu mereka
bawa kembali ke kampusnya dan mereka ajarkan, bahkan mereka kembangkan dengan
inovai-inovasi baru. Sehingga tak jarang ada doktor-doktor tamatan Barat yang
pikirannya lebih liberal dan orientalis sendiri.
Ø
Barat
Ketakutan Pada Islam
Salah
satu sikap mental yang diderita oleh Barat ialah ketakutan pada Islam dan umat
Islam yang berpegang pada Islam. Sejak berakhirnya Perang Salib, pihak Barat
senantiasa menyimpan rasa takut pada agama yang satu ini. Karena dalam
keyakinan mereka, Islam ini adalah agama yang menyimpan potensi dasyat, mampu
menggerakkan umatnya untuk melawan kekuatan apa saja. Apalagi kemajuan
teknologi persenjataan modern tidak
terlalu ampuh untuk menaklukan umat
Islam. Hal ini dipahami betul oleh kalangan Barat. Karena itu, mereka
benar-benar mewaspadai Islam khususnya umat Islam yang tampak berpegang pada
ajarannya.
Biarpun
umat Islam mati-matian memberi pengertian bahwa Islam adalah agama pembawa
rahmat bagi seluruh alam, namun tetap saja pola pikir Barat itu tidak berubah.
Karena bagi Barat, bukan mereka yang dituntut untuk mengerti Islam, karena yang
satu ini tidak akan pernah ada dalam benak mereka. Bagi Barat adalah bagaimana
umat Islam yang harus mengerti tentang Barat. Artinya, umat Islam itu harus
menyesuaikan dirinya dengan budaya, polap pikir, dan tatanan hidup Barat.
Di
dunia Islam, ketakutan pada Islam ini juga ada. Tentunya dari mereka yang sudah
diasuh dan lama menyusu kepada Barat. Sehingga, walaupun secara fisik atau
lahiriah masih Islam, tetapi pola pikir, falsafah hidup, dan mental sudah mirip
seperti orang Barat.
Ø
Jilbab
Artinya Mantel ?
Ketidaksenangan
orang Barat pada busana yang islami terlihat dari sikap sinisnya terhadap
gejala semaraknya wanita muslimah memakai jilbab.
Berbicara
masalah jilbab, berarti membicarakan sesuatu yang fundamental dalam Islam. Sebab,
berkaitan dengan masalah aurat wanita yang ketentuannya ditetapkan dalam
Alquran dan Alhadits Nabi saw.. keterangan tentang jilbab adalah bersifat
jelas, seperti halnya kewajiban untuk shalat.
Ø
Orientalis,
Metodologi, dan Logika Aristoteles
Setelah
merasa gagal menguasai umat Islam melalui politik imperialisme, Barat menempuh
jalan lain. Di antaranya melancarkan serangan dari dalam. Untuk itu mereka mengadakan
kajian tentang Islam untuk mengetahui titik lemahnya. Kemudian disebarluaskan
di lingkungan mereka dan ke tengah-tengah umat Islam sendiri untuk menggoyahkan
keimanan umat Islam terhadap agamanya.
Demikian
secara sederhana gambaran latar belakang munculnya studi keislaman di Barat.
Karena studi Islam di Barat kian hari kian semarak dan dampaknya bagi dunia
Islam tidak dapat dinafikan, maka sebagian tokoh Islam khususnya di dunia Arab,
merasa perlu mengirimkan orang-orangnya ke sana. Di antara tujuannya untuk
melihat dari dekat metedologi orientalis dalam mengkaji Islam dan sejumlah
aktivitas mereka di bidang ini. Mereka membongkar rahasia-rahasia orientalis,
membeberkan bahaya-bahayanya, dan mengkritik taam metedologi mereka. Tapi
secara jujur, mereka juga tidak mengingkari beberapa karya orientalis yang
bermanfaat bagi umat Islam.
Bagi
orang yang banyak mengamati sejarah ilmu-ilmu, akan mengetahui bahwa runtuhnya
peradaban Islam, salah satu penyebabnya adalah karena
logika
Aristoteles. Tidak dipungkiri bahwa tak sedikit dari ilmuwan muslim yang
tertipu oleh logika Aristoteles. Mereka mengira bahwa sistem berpikir Yunani
dapat memajukan ilmu-ilmu Islam. Sehingga, mereka melepaskan sistem berpikir
islami yang menekankan metode eksperimen dan empirisme dalam mengembangkan
hadits Nabi saw.. Sementara logika Aristoteles tidak mensyaratkan eksperimen,
cukup hanya mengimajinasi. Oleh karena itu, logika ini lebih dikenal dengan
logika imajinatif. Menurut banyak pengamat, rahasia kemajuan peradaban Barat adalah
karena pada waktu yang sama mereka mengadopsi sistem berpikir islami yang
empiris tadi. Sayangnya, di dunia Islam yang terjadi adalah kebalikannya.
ANALISA REVIEW
Dalam buku ini dicantumkan beberapa ayat Alquran yang menjadi penguat
argumen dan menjadi pendukung dalam pembahasan kajian yang ada. Ayat-ayat
Alquran tersebut adalah:
Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang
benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.(Q.S.
Al-Baqarah: 120)
“Dan barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” (Q.S. Thaahaa: 124).
Dan Kami
telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat
diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. (Q.S. Al-Maidah)
Katakanlah
kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau
putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung. (Q.S. An-Nuur: 31)
Hai Nabi,
katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena
itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Q.S.
Al-Ahzab:59)
Buku ini menggunakan kategori pola pikir Burhani. Dapat dilihat bahwa garis
besar pemikiran berdasarkan realitas yang ada pada waktu lampau maupun masa
sekarang. Realitas yang dibahas disini adalah tentang Barat yang berusaha
mempengaruhi fikiran orang-orang Muslim. Selain itu orang-orang orientalisme
dengan begitu mudahnya mengklaim ajaran-ajaran Islam yang terkandung dalam
Alquran.
Pendekatan yang digunakan dalam buku tersebut adalah pendekatan sejarah
yang cenderung Burhani/ eksternal. Karena dalam pembahasannya mengenai
cerita-cerita dalam perkembangan Islam.
Tema besar dalam buku yang saya review adalah menyorot negara atau tokoh
orientalis yang ikut andil dalam perkembangan Islam. Seperti yang telah kita
ketahui bahwa Barat tidak akan jera untuk menindas Islam walaupun dengan cara
tidak langsung, seperti menggunakan kedok pendidikan untuk mempengaruhi dan
mempelajari Islam sebagai objek studi.
A. Kesimpulan
Islam merupakan
agama dan satu keyakinan yang sempurna yang akan membawa keselamatan dunia
akhirat. Di sisi lain Islam merupakan objek studi ilmiah yang dikaji secara
obyektif dan ilmiah. Di makalah ini telah dijelaskan bahwa Barat juga ikut
serta mengkaji Islam baik secara obyektif atau ilmiah.
Studi Islam di
Barat dipelopori oleh Orientalisme yaitu orang Barat yang mengkaji Timur
termasuk budaya dan agama Islam. Orientalisme yang mayoritas non-Muslim
mengkaji Islam dengan berbagai motif, yaitu; misionaris Kristen, imperialisme,
akademik, dan studi peradaban dunia. Seperti dalam kajian makalah ini, bahwa
Barat mengkaji Islam dengan motif akdemik. Yaitu menjalin kerja sama dalam
bidang pendidikan dengan memberikan beasiswa kepada pelajar dan mahasiswa untuk
menuntut ilmu di Barat. Dengan begitu, orang-orang Timur yang belajar di Barat
akan membawa ilmu yang telah diajarkan di Barat. Secara tidak langsung orang
Timur tersebut mempunyai pemikiran orientalis yang telah melekat dalam dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar